Kamis, 04 Juni 2015

Ciri Khas Orang Yang Punya Kekuatan Mental

Inilah 13 Ciri Khas Orang Yang Punya Kekuatan Mental Hello-pet

Apakah kamu ingin menghadapi hidup dengan santai tanpa tertekan atau stres? Saat menyadari bahwa hidup itu keras dan sulit mungkin pernah berfikir apa alasanmu dilahirkan di dunia ini. Daripada terus meratapi nasib dan mengeluh, mengapa kamu tidak mencoba menguatkan diri dan mental untuk menghadapi kehidupan ini?

Orang-orang bermental kuat memiliki kebiasaan yang sehat. Mereka dapat mengatur emosi, pikiran dan perlakuan mereka sedemikian rupa sehingga mereka siap menuju kesuksesan. Inilah beberapa hal yang tidak dilakukan oleh orang-orang tersebut, siapa tahu bisa anda juga bisa menjadi lebih kuat mentalnya.

1. Tidak Menghabiskan Waktu Untuk Mengasihani Diri Sendiri.


Orang yang bermental kuat tidak hanya duduk berdiam diri saja dan mengasihani diri mereka atas situasi atau atas perlakuan orang lain padanya. Yang mereka lakukan adalah mereka bangkit dan bertanggung jawab, mengambil peranan dalam hidup dan mengerti bahwa hidup tidaklah selalu mudah.

2. Berpegang Teguh Pada Kekuatan Sendiri.


Mereka tidak membiarkan orang lain mengendalikan mereka, dan mereka tidak membiarkan kekuatan orang lain mengendalikan mereka. Kalimat seperti, “Perasaanku jadi ga enak gara-gara bos,” tidak akan muncul, karena merekalah yang memegang kendali atas emosi mereka, mereka tahu cara mengontrol emosi.


3. Berani Menghadapi Perubahan


Orang bermental kuat tidak menghindari perubahan, tetapi mereka menerimanya dan mau menjadi lebih fleksibel. Mereka mengerti bahwa perubahan tidak dapat dihindari dan percaya bahwa mereka dapat beradaptasi.

4. Tidak Menghabiskan Tenaga Untuk Hal Yang Tidak Bisa Mereka Kendalikan


Orang yang bermental kuat tidak akan mengeluh jika koper mereka hilang ataupun terjebak kemacetan. Justru mereka fokus pada hal-hal yang bisa mereka kendalikan. Mereka sadar bahwa, kadang-kadang yang sebenarnya harus dikendalikan adalah sikap mereka.

5. Tidak Mengkhawatirkan Tentang Membuat Orang Lain Senang


Mereka tahu bahwa menyenangkan orang lain tidak perlu selalu dilakukan. Mereka berani untuk berkata tidak dan mengeluarkan pendapatnya apabila perlu. Mereka berusaha untuk menjadi baik dan adil, tetapi juga dapat mengatasi orang yang kecewa terhadap mereka.

6. Berani Menghadapi Resiko Yang Telah Diperhitungkan


Mereka tidak ceroboh dan tidak mau menghadapi resiko-resiko yang konyol, tetapi berani menghadapi jika resiko tersebut telah diperhitungkan. Waktu dihabiskan untuk mempertimbangkan resiko dan keuntungan sebelum mengambil keputusan besar, dan mereka tahu sekali akan potensi buruk yang akan mereka hadapai sebelum mereka bertindak.

7. Tidak Terjebak di Masa Lalu


Mereka tidak terjebak di masa lalu dan tidak berharap kalau saja mereka bisa mengubahnya. Mereka menerima masa lalu dan belajar dari itu. Mereka menjalani kehidupan saat ini dan merencanakan masa depan.

8. Tidak Mengulangi Kesalahan Yang Sama


Mereka bertanggung jawab atas perilaku mereka dan belajar dari kesalahan masa lalu agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Mereka terus maju ke depan dan membuat keputusan-keputusan yang lebih baik.

9. Tidak Membenci Kesuksesan Orang Lain


Mereka dapat menghargai kesuksesan orang lain. Tidak ada kecemburuan ataupun rasa dicurangi pada saat orang lain melebihi mereka. Mereka tahu bahwa sukses tersebut datang dengan kerja keras dan mereka mau bekerja keras untuk kesuksesan mereka sendiri.

10. Tidak Menyerah Setelah Kegagalan Pertama


Mereka tidak menjadikan kegagalan sebagai alasan untuk menyerah. Tetapi mereka menganganggap itu sebagai kesempatan untuk berkembang dan memperbaiki diri. Mereka terus mau mencoba sampai berhasil.

11. Tidak Takut Menghadapi Kesendirian


Mereka bisa hidup sendiri dan tidak takut pada keheningan. Mereka menggunakan waktu sendirinya untuk menjadi produktif, dan menikmatinya tanpa harus selalu bergantung pada keberadaan orang lain dan hiburan-hiburan. Mereka bisa bahagia di waktu sendirinya.

12. Tidak Merasa Dunia Berhutang Kepada Mereka.


Mereka lahir dengan mental bahwa mereka tidak harus diurus atau dijaga orang lain, dan juga tidak merasa bahwa dunia seharusnya memberi kepada mereka. Mencari kesempatan-kesempatan adalah ciri mereka.

13. Tidak Mengharapkan Hasil Yang Instant

Dalam hal penyembuhan ataupun memulai bisnis baru, mereka tidak berharap hasil yang instant. Tetapi mereka menggunakan kemampuan dan waktu mereka dengan maksimal dan mengerti bahwa perubahan sebenarnya butuh waktu.

Rabu, 03 Juni 2015

Penyakit Ikan Gurame dan Pengendaliannya

Ada dua kelompok besar yang dapat menyebabkan ikan terserang sakit. Pertama penyakit akibat gangguan jasad hidup atau biasa disebut dengan penyakit parasiter. Kedua, penyakit yang bukan disebabkan oleh jasad hidup, tetapi lebih disebabkan oleh faktor fisika dan kimia perairan yang disebut penyakit non-parasiter.
Penyakit parasiter banyak disebabkan oleh jasad renik, berupa bakteri, jamur, virus, protozoa, nematoda dan udang renik. Sementara itu, penyakit non-parasiter disebabkan oleh buruknya kualitas pakan atau tercemarnya air oleh zat kimia tertentu.

Penyakit Parasiter

1. Bintik putih

Penyakit ini disebabkan oleh protozoa yang memiliki bulu getar, yaitu Ichthyophthirius multifillis. Parasit ini biasanya berada di bawah lapisan epidermis kulit. Gejala yang ditimbulkan adalah warna tubuh gurami menjadi pucat akibat dari adanya bintik putih di seluruh badan ikan. Gurami terlihat sering menggosok-gosokkan badannnya ke bagian dasar atau dinding kolam atau terlihat megap-megap dan sering berkumpul di tempat pemasukan air karena kekurangan oksigen.
Penyakit ini dapat menular melalui penggunaan peralatan yang tidak bersih. Penularan juga dapat terjadi akibat suhu air yang rendah (kurang dai 22 C), kurang makan, atau tertular penyakit dari ikan liar.

Cara Pengendaliannya

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan merendam gurame dalam larutan formalin 25 ml/m3 air. Selain itu, pengendalian juga dapat dilakukan dengan cara menaikkan temperatur air kolam hingga mencapai 28 C.
Kembali ke Daftar Isi

2. Myxosporeasis

Penyakit myxosporeasis disebabkan oleh parasit Henneguya sp. dan Thellohanelus sp. yang menyerang insang. Gurami yang diserang penyakit ini biasanya sudah berumur satu bulan ke atas. Gejalanya muncul pembengkakan di bagian insang dan badan gurami.
Penyakit ini muncul akibat kualitas air yang buruk, kandungan oksigen terlarut rendah, dan kepadatan gurami yang terlalu tinggi. Penyakit ini dapat menular melalui air. Pencegahannya dapat dilakukan dengan mengendapkan air sebelum diisikan kolam. Sementara itu, penanggulangannya dilakukan dengan mengeringkan kolam karena belum ada obat yang ampuh untuk menyembuhkan penyakit ini.

3. Cacing insang dan cacing kulit

Penyakit cacing insang dan cacing kulit disebabkan oleh parsit Dactylogyriasis yang menyerang benih gurami, terutama di bagian badan dan insang. Gejalanya gurami tampak lemah, nafsu makan berkurang, dan sering berkumpul di permukaan air karena kekurangan oksigen.
Timbulnya penyakit ini didukung oleh kualitas air yang buruk, kekurangan pakan, padat tebar terlalu tinggi, dan suhu udara rendah. Penyakit ini dapat menular melalui media air. Mengatasinya dapat dilakukan dengan cara merendam benih gurami di dalam larutan garam dapur 300 g/m3 air selama 24 jam. Selain itu, benih juga dapat direndam di dalam larutan formalin 40 ml/m3 air selam 24 jam.
Kembali ke Daftar Isi

4. Kutu ikan

Penyakit kutu ikan disebabkan oleh Argulus sp. yang menyerang dengan cara menggigit seluruh bagian badan gurame. Di sekitar bekas gigitan akan terjadi perdarahan, yang jika dibiarkan akan semakin menghebat. Munculnya penyakit ini dipengaruhi oleh kualitas air yang buruk. Penularan terjadi melalui air dan kontak langsung antara gurami yang sehat dan gurame yang sakit. Penyakit ini dapat diatasi dengan cara merendam ikan di dalam larutan garam dapur 1,25% selama 15 menit.

5. Bercak merah

Penyakit bercak merah disebabkan oleh bakteri Aeromonas punctata dan Aeromonas hydrophylla. Badan gurami yang terserang penyakit ini akan berwarna gelap dan kulitnya menjadi kasar (akibat kekurangan lendir). Selain itu, gurami sering muncul ke permukaan air akibat kekurangan oksigen.
Mengatasi penyakit ini dapat dilakukan dengan cara merendam gurami di dalam larutan Oxytetracyclin 205 ppm. Perendaman dilakukan tiga kali berturut-turut, masing-masing selama 24 jam. Mengobati bekas luka dapat dilakukan dengan mengoleskan obat merah yang diencerkan. Satu mililiter obat merah dilarutkan ke dalam 10 ml air, lalu dioleskan ke bagian badan gurami yang luka.
Namun, sekarang telah ditemukan vaksin khusus yang dikenal dengan nama vaksin Hydovet untuk mencegah serangan bakteri Aeromonas hydrophylla. Caranya dengan menyuntikkan vaksin Hydrovet 0,8 ml/kg bobot tubuh ke induk betina. Vaksinasi maternal pada induk ikan gurami ini ternyata dapat meningkatkan ketahanan benih terhadap serangan bakteri A. hydrophilla. Hal ini diketahui dari terbentuknya antibodi pada induk dan benih gurami melalui titer antibodi. Vaksinasi maternal dapat menekan angka kematian ikan gurami hingga 10%. Teknik vaksinasi ini dapat dilakukan dengan mudah. Vaksin yang digunakan juga telah tersedia di pasaran degan harga relatif murah jika dibandingkan dengan kenaikan produksi.
Kembali ke Daftar Isi

6. Columnaris

Penyakit columnaris disebabkan oleh parasit Flexybacter columnaris yang menyerang bagian sirip dan insang. Penyakit ini menyerang gurami dengan berbagai umur. Gejala klinis yang muncul adalah ikan menjadi lemas, nafsu makan berkurang, sirip rontok, dan insang terkelupas.
Penyakit ini dapat menulai melalui media air atau kontak langsung antara ikan sehat dengan ikan yang sakit. Pencegahan dapat dilakukan dengan melaksanakan sanitasi yang baik, mendesinfeksi peralatan, dan mengurangi kandungan bahan organik terlarut di dalam kolam. Gurami yang telah terserang penyakit ini, dapat diobati dengan cara direndam di dalam larutan Baytril 8-10 ppm selama 24 jam.

7. Trichodina

Penyakit trichodina disebabkan oleh parasit Trichodina sp. yang menyerang bagian kulit dan sirip ikan. Serangan penyakit ini menyerang bagian kulit dan sirip ikan. Serangan penyakit ini menyebabkan luka di sekujur bagian yang diserang. Penyakit ini dapat diatasi dengan cara merendam ikan di dalam larutan garam dapur 500-1.000 mg/l air selama 24 jam atau di dalam larutan formalin 25 mg/l air selama 24 jam.
Kembali ke Daftar Isi

8. TBC

Penyakit TBC sudah menjadi momok bagi para peternak gurami. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian hingga 30-70%. Bahkan, jika lingkungan kurang mendukung, seperti air kotor dan suhu dingin, tingkat kematiannya dapat melebihi angka tadi. Kerugian yang ditimbulkan tidak hanya secara kuantitas, tetapi harga jualnya pun turun karena tampilan ikan jelek. Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium sp., terutama Mycobacterium fortuitum.
Parasit Mycobacterium fortuitum akan menyerang gurami, terutama yang sedang stres. Stres pada gurami dapat disebabkan oleh kualitas air yang jelek. Kualitas air kolam yang menurun dapat disebabkan adanya tumpukan limbah rumah tangga di dasar kolam. Keadaan ini menyebabkan bahan organik terlarut meningkat dan pH air menurun. Pada keasaman yang tinggi, oksigen terlarut menjadi sedikit dan bakteri yang berkembang menjadi lebih patonegik sehingga ikan gurami mudah stres.
Perbedaan suhu yang ekstrim antara malam dan siang (10-15 C) juga dapat mengakibatkan ikan lemah dan stres. Karena itu, serangan penyakit ini biasanya akan mengganas pada peralihan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Jika suhu air di bawah 26 C, bakteri dengan mudah menembus sistem pertahanan ikan.
Gejala gurami terserang penyakit TBC di antaranya nafsu makan berkurang. Akibatnya, sistem peredaran darah akan terganggu. Selain itu, adanya serangan bakteri atau patogen akan merangsang produksi lendir yang berlebih. Lendir ini berfungsi sebagai benteng pertahanan. Semakin gencar serangan bakteri, lendir yang dikeluarkan pun semakin banyak. Akibat produksi lendir yang berlebihan, lama-kelamaan kulit gurami mengering dan terkelupas.
Gejala lain gurami terserang TBC adlaah kulitnya menjadi lebih gelap dan timbul bercak merah hingga perdarahan di sekujur badan. Bercak merah biasanya ditemukan pertama kali di pangkal ekor atau di daerah sekitar anus. Jika bakteri lama berada di dalam badan gurami, akan muncul benjolan-benjolan kecil dan bagian perut ikan membengkak (dropsy). Bahkan, mata gurami akan menonjol seperti hendak jatuh. Benjolan atau pembengkakan ini disebabkan adanya pertumbuhan granuloma atau tubercle. Jika benjolan tersebut dibedah akan tampak granuloma berupa bintil-bintil kecil berwarna kemerahan. Granuloma ini merupakan hasil metabolisme bakteri Mecobateriosis fortuitum. Granuloma juga dapat menyebar ke organ lain, seperti ginjal, hati, dan limfa.
Penyakit TBC bersifat zoonosis, yaitu selain menginfeksi ikan, juga dapat menyerang manusia. Karyawan yang sering menangani ikan sakit dapat tertular penyakit ini jika tidak segera mencuci tangan. Jika terinfeksi biasanya akan timbul bintik-bintik atau koreng pada kulit kita. Dengan kemampuan virulensi yang tinggi, infeksi ini dapat menyebar dengan cepat.
TBC pada gurami termasuk penyakit yang sulit diobati. Jika seekor gurami terserang bakteri mematikan ini, seisi kolam dapat tertular. Penularan dapat terjadi melalui air, kontak tubuh, atau peralatan yang digunakan. Namun, jika sudah terjadi serangan dapat diatasi dengan menggunakan antibiotik Rifampisin dosis 10-20 mg/kg bobot tubuh atau Etambutol-HCl dosis 15-20 mg/kg bobot tubuh. Pengobatan ini memerlukan waktu sekitar enam bulan, bahkan lebih.
Melihat proses pengobatan yang memakan waktu lama dan obat yang digunakan juga banyak, otomatis biaya yang dikeluarkan juga bertambah. Karena itu, satu-satunya jalan yang efektif agar gurami tidak terserang penyakit TBC adalah pencegahan secara intensif. Pencegahan dapat dilakukan melalui perawatan kolam yang benar, menjaga kualitas air tetap baik, dan memberikan pakan yang benar.
Perawatan kolam yang dilakukan dengan cara membersihkan kolam setelah proses pemanenan. Lumpur dan kotoran yang mengendap di dasar kolam dibuang. Lapisan tanah di dasar kolam dibalik, lalu ditabur kapur pertanian sebanyak 100-150 g/m2. Jika tanah dasar kolam beraksi asam, dosis kapur yang ditambahkan dapat mencapai 200 g/m2. Selain sebagai desinfektan, kapur juga berguna untuk menurunkan keasaman air. Setelah diberi kapur, kolam dikeringkan selama satu minggu.
Sebelum dimasukkan ke dalam kolam, benih gurami sebaiknya diaklimatisasi agar terhindar dari stres. Caranya dengan menambahkan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam kantong pengangkutan. Setelah itu, kantong pengangkutan yang sudah terbuka itu diapungkan di atas permukaan air kolam dan ikan dibiarkan keluar dengan sendirinya.
Agar tidak mudah terserang penyakit (meningkatkan daya tahan tubuh), gurami sebaiknya diberi imunostimulan. Misalnya, vitamin C dosis 150-500 mg/kg bobot tubuh yang diberikan selama 7-10 hari ketika benih gurami seukuran korek api. Selain vitamin C, benih gurami juga dapat diberi lipopolisakarida dosis 10 mg/liter. Untuk menekan pertumbuhan bakteri, pakan ikan gurami dapat ditambah dengan probiotik, seperti Super NB atau Aquasin dosis 1ppm seminggu sekali.
Kembali ke Daftar Isi

Penyakit Non-parasiter

Penyakit non-parasiter disebut juga dengan penyakit non-infeksi. Penyakit ini disebabkan oleh kualitas media yang jelek atau penanganan budi daya yang salah. Penyakit non-parasiter dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu penyakit nutrisi, penyakit kejenuhan gas, dan penyakit kekurangan oksigen.

1. Kekurangan nutrisi

Penyakit ini disebabkan kekurangan asam amino dan vitamin pada pakan. Selain itu, juga dapat disebabkan keracunan alfatokin. Penyakit ini menyerang bagian insang dan badan bagian luar. Gejalanya adalah tutup insang keriput, tubuh ikan bengkok, dan pertumbuhannya lambat.
Munculnya penyakit ini dipicu oleh kualitas pakan yang jelek atau pakan yang sudah tercemar jamur. Karena itu, penyakit ini dapat diobati dengan mengganti pakan yang lebih berkualitas dan memberikannya dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
Kembali ke Daftar Isi

2. Kejenuhan gas

Penyakit ini disebabkan oleh kandungan nitrogen, oksigen, dan karbondioksida di dalam air kolam terlalu jenuh. Bagian yang terserang adalah kulit, mata, dan insang. Penyakit ini lebih banyak menyerang benih gurami. Gejala klinis yang timbul pada ikan yang terkena penyakit ini adalah timbulnya gelembung udara di bagian kulit, mata, dan insang. Penyakit ini tidak menular, tetapi jika tida ksegera diobati akan menyebabkan gangguan kronis. Penyakit ini dapat diatasi dengan cara mengganti air atau meningkatkan kualitas air kolam.

3. Kekurangan oksigen

Penyakit ini disebabkan oleh oksigen terlarut di dalam air rendah. bagian yang terserang adalah organ tubuh bagian dalam (paru). Penyakit ini menyerang gurami dari semua golongan umur. Gejala klinis yang muncul adalah gurami sering membuka tutup insang dan berkumpul di permukaan air. Munculnya penyakit ini dipicu oleh pertumbuhan plankton yang berlebihan dan kadar bahan organik terlarut sangat tinggi. Oleh karena itu, cara mengatasinya dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas air, mengurangi bahan organik, dan mengurangi kepadatan ikan.

Sumber > 1001budidaya.com