Ketika saya menurunkan tulisan tentang
beternak ikan gurami atau gurame atau gurameh (grameh-Jawa) banyak
tanggapan yang menunjukkan ketertarikan. Pertanyaan paling banyak adalah
pengelolaan anakan yang banyak mati karena penyekit dan beberapa faktor
lainnya.
Berikut ini saya turunkan lagi tulisan mengenai budidaya ikan gurami yang saya ambil dari milis agromania sedangkan sumber gambar gurungeblog.wordpress.com dan bibitgurami.com.
Dalam tulisan ini, disinggung tentang beberapa penyakit dan hama yang
biasa menyerang ikan gurami dan penanganannya. Semoga bermanfaat.
Gurami dikenal sebagai ikan yang lambat
pertumbuhannya. Untuk membesarkan benih ukuran 2-3 cm Sampai siap
konsumsi (500 g) diperlukan waktu sekitar 1,5 tahun. Wajar bila banyak
yang enggan mengusahakannya. Kini hal ltu bisa diatasi dengan menerapkan
pola budidaya secara bertahap. Pemeliharaan di kolam intensif selama
12-14 bulan Osphronemus gouramy, itu mencapai bobot 500 g/ekor. Ini
adalah beternak dengan cara segmentasi. Dengan segmentasi ini, “Beternak
gurami lebih cepat, setiap tahap 3-4 bulan,“ ujar Azhari, petani di
Dramaga, Bogor.
Pemilik 10 petak kolam ukuran 200 m2 itu
menebar berbagai ukuran. “Kalau ada yang membutuhkan, tinggal dipanen.
Tak perlu dibesarkan hingga ukuran konsumsi”. Untung yang diraih per
segmen budidaya pun jelas. Misalnya, benih ukuran wadah korek (4-5 cm)
dibeli seharga Rp 1.250/ekor. Jika ditebar 3.000 benih di kolam seluas
100 m2. (Maaf, ini adalah arsip lama, jadi untuk masalah harga bisa
diabaikan – Om Kicau).
3 bulan berikutnya dipanen ukuran bungkus
rokok (10 cm). Harganya bisa 2 kali lipat. Dengan kematian 10% petani
bisa mengantongi Rp 3 juta belum termasuk biaya pakan dan tenaga kerja.
Pemeliharaan gurami di kolarn intensif
per segmen menghemat waktu 2-4 bulan. Dengan cara itu “Perputaran modal
juga cepat,” tegas Julius Tirta Sendjaya petani di Parung. Selain itu
ukuran kolam budidaya tidak luas, 100-500 m2 tapi dalam jumnlah banyak.
Selain kolam pendederan. ada yang untuk pembesaran. Kesehatan ikan dapat
dikontrol sehingga kegagalan panen akibat penyakit dapat diminimkan.
TERGANTUNG MODAL
Petani bermodal minim bisa memulai usaha dan pembenihan. Modal besar, pembesaran. Semua segmen budidaya pun tidak masalah. Toh, jika tidak ada permintaan benih bisa dibesarkan lagi hingga siap konsumsi.
Petani bermodal minim bisa memulai usaha dan pembenihan. Modal besar, pembesaran. Semua segmen budidaya pun tidak masalah. Toh, jika tidak ada permintaan benih bisa dibesarkan lagi hingga siap konsumsi.
Pembenih hanya menghasilkan benih ukuran
kuku (2-3 cm). Modal yang diperlukan sepasang induk dan wadah penetasan,
seperti ember, bak fiber, atau akuarium. Perawatan larva sampai burayak
di akuarium lebih mudah. Selain kesehatannya mudah di kontrol juga bisa
diusahakan di lahan terbatas. Pembesaran pilihannya lebih banyak.
Pertama, membesarkan benih ukuran kuku hingga sebesar wadah korek (4-5cm).
Petani juga bisa memulai usaha dan benih ukuran wadah korek, lalu dibesarkan hingga seukuran bungkus rokok (9-10cm). Atau dimulai dan benih ukuran bungkus rokok sampai siap konsumsi.
Petani juga bisa memulai usaha dan benih ukuran wadah korek, lalu dibesarkan hingga seukuran bungkus rokok (9-10cm). Atau dimulai dan benih ukuran bungkus rokok sampai siap konsumsi.
Sebelum mulai usaha perlu mengetahui
syarat-syarat gurami tumbuh dengan baik. Di antaranya pemilihan lokasi,
konstruksi kolam, benih berkualitas, dan perawatan yang benar.
SYARAT LOKASI
Gurami termasuk ikan yang mudah dibudidayakan. Ia bisa hidup di sembarang tempat. Meskipun demikian, pemilihan lokasi yang tepat juga perlu diperhatikan. Di lokasi berketinggian 20-400 m dpl pertumbuhan ikan cukup baik. Namun, di dataran tinggi, 800 m dpl pertumbuhannya agak lambat.
Gurami termasuk ikan yang mudah dibudidayakan. Ia bisa hidup di sembarang tempat. Meskipun demikian, pemilihan lokasi yang tepat juga perlu diperhatikan. Di lokasi berketinggian 20-400 m dpl pertumbuhan ikan cukup baik. Namun, di dataran tinggi, 800 m dpl pertumbuhannya agak lambat.
Lokasi budidaya harus memiliki suhu dan
kualitas air sesuai kemauan gurami. Ia tumbuh baik di daerah bersuhu 25-
28C. Meskipun demikian, ia sangat peka terhadap perubahan suhu. Lokasi
yang memiliki perbedaan suhu siang dan malam tinggi kurang baik untuk
gurami. Apalagi daerah yang suhunya seringkali berubah-ubah bisa
menyebabkan ikan stres.
Kepekaan gurami terhadap suhu dapat diatasi dengan merekayasa lingkungan hidupnya. Penyebab naiknya suhu adalah panas matahari.
Ketika cuaca panas tinggi air yang umum
digunakan 70 80 cm, ditingkatkan l0-20 cm. Saat penghujan tiba biasanya
suhu dingin dan diatasi dengan menurunkan tinggi air.
Kualitas air di lokasi mendukung pertumbuhan ikan. Ia harus mengandung cukup mineral dan zat-zat hara yang dibutuhkan.
Kualitas air di lokasi mendukung pertumbuhan ikan. Ia harus mengandung cukup mineral dan zat-zat hara yang dibutuhkan.
Ketersediaan pakan alami yang cukup bisa meningkatkan kelulusan hidup benih pada tahap awal budidaya.
Kadar oksigen tidak berpengaruhi terhadap
kehidupan gurami. Ia memiliki labirin yang berfungsi untuk mengambil
udara. Angka pH air ideal 6,5- 7, kesadahan 7HD. Air dan sungai atau
irigasi teknis bisa dipakai asal tidak tercemar limbah pestisida atau
sisa-sisa pembuangan rumah tangga.
Gurami menyukai air yang bersih. Air
kerub dikhawatirkan mengandung kotoran. Jika kotoran itu bercampur
sisa-sisa pakan akan terjadi pembusukan. Hal itu memicu timbulnya
bakteri, parasit, dan cacing.
Pakan gurami harus tersedia secara
kontinyu di lokasi. Pelet bisa didatangkan dan daerah lain. Namun, daun
sente (Alocasia macrorrhiza), kegemaran gurami terkadang langka. Karena
kebutuhan daun-daunan itu cukup besar sebaiknya petani menanamnya di
sepanjang pematang kolam.
PERSIAPAN KOLAM
Persiapan kolam merupakan langkah awal proses budidaya. Ada 2 cara yang bisa dilakukan, yakni membuat kolam baru dan pengolahan tanah seusai panen. Jika membuat kolam baru, konstruksi dibuat kuat dan kokoh. Bentuk kolam umumnya sama dengan ikan lain. Ukurannva tergantung kemampuan modal dan luas lahan. Dinding kolam dirancang agar tak mudah bocor atau terkikis. Kemiringannya 60 derajat dan dasar kolam.
Persiapan kolam merupakan langkah awal proses budidaya. Ada 2 cara yang bisa dilakukan, yakni membuat kolam baru dan pengolahan tanah seusai panen. Jika membuat kolam baru, konstruksi dibuat kuat dan kokoh. Bentuk kolam umumnya sama dengan ikan lain. Ukurannva tergantung kemampuan modal dan luas lahan. Dinding kolam dirancang agar tak mudah bocor atau terkikis. Kemiringannya 60 derajat dan dasar kolam.
Pematang antar kolam dibuat kuat dan
lebar untuk mengantisipasi longsor. Tinggi pematang kurang lebih 125 cm
diukur dari dasar kolam. Permukaan dasar kolam dibuat agak miring.
Tujuannya untuk memudah pembuangan air dan panen. Saluran pemasukan dan
pengeluaran air pada setiap kolam dibuat terpisah. Tujuannya untuk
menghindari penularan penyakit ke kolam lain.
Kedua saluran diletakkan di kedua dinding
secara diagonal atau menyilang. Pralon pvc atau bambu umum digunakan.
Jumlahnya tergantung luas kolam, ukuran 100 m2 cukup 2 saluran air.
Lubang air ditutup kasa agar kotoran tidak ikut masuk ke kolam.
Kualitas tanah yang baik menciptakan kondisi lingkungan yang layak untuk gurami. Karena itu keasamannya harus dipertahankan. Caranya dengan menaburkan kapur sebanyak 100 g/m2 dan 200 g/m2 garam dapur.
Kualitas tanah yang baik menciptakan kondisi lingkungan yang layak untuk gurami. Karena itu keasamannya harus dipertahankan. Caranya dengan menaburkan kapur sebanyak 100 g/m2 dan 200 g/m2 garam dapur.
Penanganan kolam yang sudah produksi lain
lagi. Sebelum digunakan air dibuang habis lalu dasar kolam dijemur
hingga kering. Tujuannya untuk mematikan bakteri, jamur, dan cacing.
Kotoran atau sisa-sisa pakan yang menumpuk dibuang.
Setelah kering, tanah dicangkul sedalam
10-20 cm lalu dibalik dan ratakan. Lapisan atas dianggap sudah tidak
kaya hara sehingga perlu diganti yang bawah. Jemur di terik matahari
sampai kering. Untuk menjaga keasaman tanah taburkan kapur 100 g/m2 dan
200g/m2 garam dapur.
PENGISIAN AIR
Kolam yang sudah siap segera diisi air secara bertahap. Setelah mencapai tinggi 20 cm saluran air ditutup. Taburkan pupuk kandang, seperti kotoran ayam (postal) sebanyak 500 g/m2. Tujuannya untuk menumbuhkan plankton. Air dibiarkan menggenang selama beberapa hari agar terjadi proses dekomposisi atau penguraian.
Kolam yang sudah siap segera diisi air secara bertahap. Setelah mencapai tinggi 20 cm saluran air ditutup. Taburkan pupuk kandang, seperti kotoran ayam (postal) sebanyak 500 g/m2. Tujuannya untuk menumbuhkan plankton. Air dibiarkan menggenang selama beberapa hari agar terjadi proses dekomposisi atau penguraian.
Yang perlu diperhatikan kehadiran anak
katak/percil, burayak mujair, atau lele yang seringkali ikut terbawa
air. Untuk mengatasinya taburkan saponin sebanyak 5-10 kg. Alternatif
lain dengan pemberian daun lampesan (Hyptis suaveolens) secukupnya.
Saponin bisa mematikan hewan-hewan berdarah merah sedang lampesan hanya memabukan.
Saponin bisa mematikan hewan-hewan berdarah merah sedang lampesan hanya memabukan.
Pesaing atau predator yang sudah mati itu dibuang agar tidak busuk.
Beberapa hari kemudian air berubah
menjadi hijau tanda bibit plankton sudah ada. Masukkan air secara
bertahap hingga mencapai tinggi 60- 80 cm. Pupuk buatan, seperti SP-36
sebanyak 20 g/m2 dapat diberikan untuk mempercepat pertumbuhan pakan
alami. Diamkan selama 5-7 hari sampai wama air berubah menjadi hijau
segar. Saat itu benih sudah siap ditebar.
TABUR BENIH
Pilih benih sehat untuk ditebar. Ciri benih yang baik, gerakan renangnya lincah, sisik mengkilap, bebas penyakit, dan ukuran seragam. Benih kurang seragam menyebabkan persaingan mendapatkan pakan dan ruang gerak. Ikan berukuran lebih besar dipastikan tumbuh lebih cepat, sementara yang kecil tetap kuntet.
Pilih benih sehat untuk ditebar. Ciri benih yang baik, gerakan renangnya lincah, sisik mengkilap, bebas penyakit, dan ukuran seragam. Benih kurang seragam menyebabkan persaingan mendapatkan pakan dan ruang gerak. Ikan berukuran lebih besar dipastikan tumbuh lebih cepat, sementara yang kecil tetap kuntet.
Ada beberapa jenis gurami yang sudah
dikembangkan, seperti paris, safir, merah, jepang, dan soang. Setiap
jenis memiliki kelebihan masing-masing. Yang perlu diperhatikan asal
benih.
Usahakan jaraknya tidak jauh dengan
lokasi supaya tidak “mabuk” selama pengangkutan. Penebaran dilakukan
pada pagi atau sore hari. Saat itu cuaca redup sehingga penyesuaian
berlangsung lebih cepat dan menghindari benih stres. Secara
perlahan-lahan kantung benih dimasukkan ke air. Biarkan beberapa saat
agar suhu di kantung sama dengan air kolam.
Buka kantung lalu tuang ke air. Biarkan benih berenang sendiri.
PERAWATAN BERTAHAP
Gurami yang dipelihara dari benih ukuran 2 cm sampai siap konsumsi memerlukan waktu lama.
Dengan segmentasi budidaya relatif lebih cepat. Tahapan itu dimulai dan pembenihan, pendederan hingga pembesaran. Setiap segmen dilakukan di kolam terpisah dan penanganan berbeda.
Gurami yang dipelihara dari benih ukuran 2 cm sampai siap konsumsi memerlukan waktu lama.
Dengan segmentasi budidaya relatif lebih cepat. Tahapan itu dimulai dan pembenihan, pendederan hingga pembesaran. Setiap segmen dilakukan di kolam terpisah dan penanganan berbeda.
a. Pembenihan
Pembenih hanya menyediakan benih sebesar kuku atau ukuran 2-3 cm. Modalnya sepasang induk, kolam perkawinan. sarang telur, dan akuarium untuk penetasan sekaligus perawatan.
Pembenih hanya menyediakan benih sebesar kuku atau ukuran 2-3 cm. Modalnya sepasang induk, kolam perkawinan. sarang telur, dan akuarium untuk penetasan sekaligus perawatan.
Induk siap kawin dimasukkan ke kolam.
Sarang dan ijuk untuk melekatkan telur diletakkan di pinggir. Keesokan
han dicek, jika sudah berisi telur, angkat lalu dimasukkan ke akuarium.
Sehari kemudian telur sudah menetas.
Larva belum diberi pakan, toh, persediaan
pakan di kantung telur (yolk sack) cukup selama 2 hari. Setelab
cadangan makanannya mulai menipis, kutu air atau artemia diberikan.
Usahakan pemberian tidak terlambat. Larva yang terlanjur kelaparan
kondisinya Iemah. Dua hari berikutnya barulah diberi cacing rambut.
Biasanya pertumbuhan ikan cepat setelah makan cacing rambut. Dalam waktu
30 hari sejak tetas benih sudah sebesar biji oyong (1 cm). Dengan cara
ini kelulusan hidupnya mencapai 95%.
Jika menginginkan benih agak besar,
perawatan di akuarium dilanjutkan kembali. Populasi dijarangkan dengan
cara memindahkan sebagian benih ke tempat lain. Pakan utama tetap cacing
rambut. Sistem pemeliharaan dengan air mengalir.
Setelah 1 bulan diperoleh benih ukuran kuku (1-3 cm). Benih ini bisa dipanen dan siap ditebar ke kolam.
Setelah 1 bulan diperoleh benih ukuran kuku (1-3 cm). Benih ini bisa dipanen dan siap ditebar ke kolam.
b. Pendederan
Pendederan dilakukan di kolam ukuran 50-100 m2. Benih sebesar kuku ditebar dengan kepadatan 40 ekor/m2. Contoh, ukuran kolam 100 m2 memerlukan benih sekitar 4.000 ekor. Tinggi air 30-40 cm dengan debit air 10 liter/menit.
Pendederan dilakukan di kolam ukuran 50-100 m2. Benih sebesar kuku ditebar dengan kepadatan 40 ekor/m2. Contoh, ukuran kolam 100 m2 memerlukan benih sekitar 4.000 ekor. Tinggi air 30-40 cm dengan debit air 10 liter/menit.
Seminggu atau 10 hari setelah tebar benih
belum diberi pakan buatan. Di samping ukuran mulut belum mampu menelan
pelet, pakan alami yang tersedia di kolam sudah cukup. Pada hari ke-11
pelet baru boleh diberikan. Pelet yang diberikan mengandung 50% protein.
Kebutuhan pakan per hari dihitung menurut bobot ikan, biasanya dipatok 1
%. Jumlah pakan yang diberikan kecil, tapi frekuensinya diperbanyak.
Yang umum 2-3 kali, ditingkatkan menjadi 6 kali.
Perawatan sehari-hari selain memberi
pakan, ikan selalu dikontrol kesehatannya. Benih sebesar ini masih
rentan serangan penyakit. Kualitas air yang masuk ke kolam selalu
dicek. Bila lingkungan kolam terlihat ada tanda-tanda berubah segera
diberi tindakan pencegahan.
Ketika cuaca panas misalnya, suhu air
akan meningkat. Sebelum ikan stres sebaiknya volume air ditingkatkan.
Sebaliknya, ketika suhu dingin di musim hujan tinggi air dikurangi.
Selain itu, pH air tak luput dan perhatian. Saat penghujan biasanya pH
air turun. Kondisi seperti itu bisa mengundang kehadiran penyakit. Untuk
menstabilkannya taburkan garam secukupnya.
Sampling berat ikan setiap bulan
merupakan kegiatan rutin. Dengan cara itu bisa diketahui pertumbuhan
ikan. Keseragaman ukuran sangat penting untuk menentukan jumlah pakan
yang diberikan. Karena itu perlu dilakukan sortir, ukuran yang tidak
standar dipindah ke kolam lain.
Pemeliharaan selama 45-60 hari menghasilkan benih sebesar dim/silet atau 4-5cm.
Benih bisa dipanen dan siap dijual. Bila tidak ada permintaan benih, proses budidaya dilanjutkan lagi. Namun, kepadatan ikan dikurangi menjadi 30 ekor/m2. Pemeliharaan selama 60 hari diperoleh benih ukuran wadah korek atau 7-8 cm.
Benih bisa dipanen dan siap dijual. Bila tidak ada permintaan benih, proses budidaya dilanjutkan lagi. Namun, kepadatan ikan dikurangi menjadi 30 ekor/m2. Pemeliharaan selama 60 hari diperoleh benih ukuran wadah korek atau 7-8 cm.
c. Pembesaran
Tahap pembesaran dimulai dan benih sebesar korek atau ukuran 7-8 cm. Kolam pembesaran yang digunakan berukuran 100-500 m2. Kepadatan tebar 20 ekor/m2. Contoh, untuk kolam ukuran 500 m2 dibutuhkan benih sekitar 10.000 ekor. Tinggi air 70 cm dengan debit air yang masuk ke kolam 15 20 liter/menit.
Tahap pembesaran dimulai dan benih sebesar korek atau ukuran 7-8 cm. Kolam pembesaran yang digunakan berukuran 100-500 m2. Kepadatan tebar 20 ekor/m2. Contoh, untuk kolam ukuran 500 m2 dibutuhkan benih sekitar 10.000 ekor. Tinggi air 70 cm dengan debit air yang masuk ke kolam 15 20 liter/menit.
Pakan buatan per hari diberikan 1% dan
bobot ikan. Frekuensi pemberian 2-3 kali, pukul 07.00, 11.00, dan 13.00.
Pelet yang digunakan harus mengandung 25% protein. Pakan tambahan
berupa daun sente. Kebutuhan-nya per hari 10% dari bobot ikan diberikan
sekali pada sore hari, pukul 17.00.
Perawatan sehari-hari di tahap ini hampir
sama dengan tahap pendederan. Benih masih relatif rentan serangan
penyakit dan mudah stres bila ada gangguan atau perubahan lingkungan
secara mendadak.
Untuk menghasilkan benih sebesar bungkus
rokok atau 10-12 ekor per kilo dibutuhkan waktu 75 -100 hari. Benih
sebesar itu sudah bisa dipanen dan dijual. Atau dipindah ke kolam lain
untuk dibesarkan hingga ukuran konsumsi.
Kolam pembesaran berukuran lebih besar.
Ukuran kolam 500 m2 tidak masalah. Yang penting kepadatan ikan dikurangi
10 ekor/m2. Tinggi air dinaikkan menjadi 80 cm, debit air 20
liter/menit. Pakan buatan diberikan 2 kali sehari., pukul 08.00 dan
13.00. Pelet harus mengandung 20%protein. Pakan tambahan daun sente
cukup 10% dari bobot ikan diberikan pada sore hari, pukul 16.00.
Benih sebesar itu sudah agak tahan
serangan penyakit. Namun, perlu diwaspadai kondisi lingkungan kolam.
Perawatan dan pengontrolan setiap hari dianggap perlu. Pemberian garam
secukupnya rutin setiap bulan untuk mencegah munculnya penyakit.
Pembesaran ini memerlukan waktu 90-100 hari untuk mendapatkan ikan ukuran konsumsi, 500 g/ekor.
Pembesaran ini memerlukan waktu 90-100 hari untuk mendapatkan ikan ukuran konsumsi, 500 g/ekor.
Ikan sebesar itu bisa dipanen dan siap
dijual ke pasar atau restoran. Bila belum ada order, ikan tetap
dipelihara di kolam. Namun, pemberian pakan tidak terlalu intensif.
Pelet bisa diberikan sekali pada pagi hari, sore daun sente. Ini
dilakukan agar pengeluaran tidak mcmbengkak.
PENYAKIT GURAMI
Penyakit merupakan masalah utama budidaya gurami. Kehadirannya perlu diwaspadai, sebab serangannya bisa menyebabkan kematian sehingga gagal panen. Penyebab yang kerap dijumpai seperti bakteri, jamur, parasit, dan cacing.
Penyakit merupakan masalah utama budidaya gurami. Kehadirannya perlu diwaspadai, sebab serangannya bisa menyebabkan kematian sehingga gagal panen. Penyebab yang kerap dijumpai seperti bakteri, jamur, parasit, dan cacing.
Mereka muncul akibat lingkungan kolam
yang kotor. Karena itu periu dicermati kepadatan tebar kualitas air dan
pakan berlebihan. Berikut beberapa penyakit yang kerap ditemui di kolam.
Kutu ikan
Penyakit ini disebabkan parasit Argulus indicus. Serangannya dengan cara menempel lalu menggigit tubuh. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan. Penularan ke ikan lain melalui air atau kontak langsung. Parasit ini muncul pada kolam-kolam yang kualitas airnya buruk.
Penyakit ini disebabkan parasit Argulus indicus. Serangannya dengan cara menempel lalu menggigit tubuh. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan. Penularan ke ikan lain melalui air atau kontak langsung. Parasit ini muncul pada kolam-kolam yang kualitas airnya buruk.
Cara pengendalian dengan mengeringkan
kolam seusai panen sehingga telur-telurnya mati. Ikan yang sudah
terserang diobati. Caranya dengan menaburkan garam sebanyak 10-15 kg/m3
ke kolam.
Usahakan saat pengobatan
saluran masuk ditutup, air diturunkan 10-20 cm. Sehari kemudian air
bisa ditambahkan. Atau ikan sakit direndam air yang sudah dibubuhi garam
sebanyak 10-15 gr/l selama 15 menit.
Cacing ikan
Penyebabnya parasit Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Kualitas air yang buruk, kurang pakan, kepadatan tinggi. dan perubahan lingkungan mendadak memicu munculnya keluarga cacing itu.
Penyebabnya parasit Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Kualitas air yang buruk, kurang pakan, kepadatan tinggi. dan perubahan lingkungan mendadak memicu munculnya keluarga cacing itu.
Gejala awal ditandai nafsu makan ikan
menurun, sering muncul di permukaan air, dan terkadang berbaring dengan
insang terbuka. Dactylogyrus lebih menyukai insang Gyrodactylus
menyerang bagian badan dan sirip.
Cara penanggulangannya dengan mengganti
air dalam jumlah besar. Taburkan garam dapur 40 g/m3 ke kolam, lalu
tutup saluran air selama 24 jam. Ikan sakit direndam kelarutan garam
dapur sebanyak 40 mg/l air.
Mata BELO
Gejala penyakit ini ditandai mata membengkak dan menonjol keluar dan kelopaknya. Ikan yang terserang akan buta. Lama-kelamaan kondisi tubuh lemah dan akhirnya mati. Penyebab penyakit ini diduga karena virus/cacing. Serangan awal ditandai kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang, dan sering muncul ke permukaan. Saat itu bisa dilakukan pengobatan dengan cara menaburkan garam 1 kg/m3. Saluran air dihentikan selama 24 jam. Keesokan harinya baru diganti total.
Gejala penyakit ini ditandai mata membengkak dan menonjol keluar dan kelopaknya. Ikan yang terserang akan buta. Lama-kelamaan kondisi tubuh lemah dan akhirnya mati. Penyebab penyakit ini diduga karena virus/cacing. Serangan awal ditandai kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang, dan sering muncul ke permukaan. Saat itu bisa dilakukan pengobatan dengan cara menaburkan garam 1 kg/m3. Saluran air dihentikan selama 24 jam. Keesokan harinya baru diganti total.
Cara lain dengan memberikan antibiotik
yang dicampur dengan pakan. Selama pengobatan air bisa diganti total.
Biasanya pengobatan itu hanya menyelamatkan ikan yang masih sehat. Ikan
yang sudah mati diambil lalu dibakar.
Jamur
Gejala awal serangan ditandai benang-benang halus mirip kapas menempel pada tubuh yang terluka.
Gejala awal serangan ditandai benang-benang halus mirip kapas menempel pada tubuh yang terluka.
Penyebabnya jamur Saprolegnia dan Achyla.
Dalam waktu relatif cepat jamur ini menyebar keseluruh ikan di kolam.
Jamur ini tidak menimbulkan kematian, tapi kondisi ikan lemah, nafsu
makan kurang. dan akhirnya kurus. Lemahnya daya tahan tubuh membuka
peluang kehadiran penyakit lain.
Cara penanggulannya dengan memberi garam
sebanyak 400 mg/m3. Pada saat pengobatan saluran air dihentikan.
Perlakuan itu diulang 3 kali secara berurutan dan dilanjutkan setiap
bulan. Ikan yang sakit direndam dalam larutan garam 20 mg/l air atau
malachyte oxalate 1 mg/l atau dosis 0.1 – 0,5 mg/l selama 12-24 jam.
Alternatif lain dengan merendam ikan ke larutan formalin 200 ppm selama
2jam.
Bakteri
Penyebabnya Aeromonas sp dan Pseudomonas sp. Bakteri ini sering dijumpai pada kolam yang tercemar bahan organik. Keduanya seringkali ditemui di musim kemarau atau menjelang penghujan. Air kolam kurang baik atau perbedaan suhu siang dan malam hari juga berperan munculnya penyakit ini.
Penyebabnya Aeromonas sp dan Pseudomonas sp. Bakteri ini sering dijumpai pada kolam yang tercemar bahan organik. Keduanya seringkali ditemui di musim kemarau atau menjelang penghujan. Air kolam kurang baik atau perbedaan suhu siang dan malam hari juga berperan munculnya penyakit ini.
Gejala klinis dicirikan luka di tubuh dan
berdarah, perut membesar, lendir mencair, sisik mengelupas, dan timbul
borok. Dalam waktu singkat kondisi ikan lemah. sering muncul ke
permukaan, lalu mati. Serangan penyakit ini perlu diwaspadai sebab tak
jarang berakibat kematian massal.
Cara penanggulangannya dengan merendam
ikan sakit ke larutan oxytetracycline 2 5 mg/l air selama 24 jam.
Perlakuan itu diulang 3 kali secara berurutan. Ikan yang terinfeksi bisa
direndam larutan malachite green oxalat 0,5 mg/l selama 1 jam. Satu
bulan kemudian ikan diberi pakan yang mengandung oxytetracycline 60
mg/kg pakan selama 7 hari berturut-turut.
Bercak putih
Parasit Ichthyophthyrius sp merupakan penyebab penyakit ini. Ia menyerang kulit ikan dan menimbulkan bercak-bercak putih. Gejala klinis ditandai bercak putih menyebar di tubuh, warna sisik pucat. ikan sering menggosokkan badan dan tampak megap-megap seolah kekurangan oksigen. Ikan yang terserang direndam dengan larutan formalin 25 mg/l ditambah malachite green oxalat 0,2 mg/l selama 24 jam.
Parasit Ichthyophthyrius sp merupakan penyebab penyakit ini. Ia menyerang kulit ikan dan menimbulkan bercak-bercak putih. Gejala klinis ditandai bercak putih menyebar di tubuh, warna sisik pucat. ikan sering menggosokkan badan dan tampak megap-megap seolah kekurangan oksigen. Ikan yang terserang direndam dengan larutan formalin 25 mg/l ditambah malachite green oxalat 0,2 mg/l selama 24 jam.
PANEN
Panen merupakan akhir kegiatan budidaya. Keberhasilan usaha dapat diketahui dari jumlah tonase atau pertumbuhan selama periode waktu tertentu. Ada 2 cara panen, yaitu benih dan ukuran konsumsi.
Panen merupakan akhir kegiatan budidaya. Keberhasilan usaha dapat diketahui dari jumlah tonase atau pertumbuhan selama periode waktu tertentu. Ada 2 cara panen, yaitu benih dan ukuran konsumsi.
Panen benih dilakukan dengan cara
menurunkan air sampai ketinggian tertentu. Aliran air diperkecil sampai
tersisa di kowen (lubang kecil di sudut kolam). Di atas kowen diberi
dedaunan, seperti daun pepaya talas, atau pisang agar benih merasa aman
dan nyaman. Benih yang sudah terkumpul ditangkap dengan saringan atau
jaring mesh size kecil. Satu per satu benih dimasukkan ke ember.
Kemudian angkut ke tempat penampungan sementara berupa hapa yang
dipasang di kolam atau saluran air.
Seleksi ukuran dan kesehatan ikan, lalu
pindahkan ke wadah lain. Sebelum dikirim ke tempat tujuan sebaiknya
benih dibera atau dipuasakan selama 1 hari.
Panen ukuran konsumsi sebaiknya menggunakan jaring. Cara ini lebih mudah dan ikan tidak rusak. Selama proses pemanenan kolam tidak perlu dikeringkan. Air kolam cukup dikurangi sesuai tinggi jaring.
Panen ukuran konsumsi sebaiknya menggunakan jaring. Cara ini lebih mudah dan ikan tidak rusak. Selama proses pemanenan kolam tidak perlu dikeringkan. Air kolam cukup dikurangi sesuai tinggi jaring.
Jaring direntangkan dan ujung kolam dan
ditarik secara perlahan-lahan. Prinsipnya untuk memperkecil ruang gerak
ikan sampai terkumpul di saiah satu sisi kolam. Masukkan beberapa lembar
daun pisang kering atau talas agar ikan merasa nyaman. Kemudian satu
per satu ikan ditangkap dengan hati-hati, lalu dimasukkan ke wadah
penampungan. Sebelum diangkut ikan sebaiknya dipuasakan selama 1- 2
hari.
PASCA PANEN
Pengangkutan gurami harus hati-hati. Tak jarang kasus ikan mati di tempat tujuan akibat salah angkut, seperti kepadatan tinggi dan dilakukan secara mendadak tanpa ada proses penyesuaian. Yang perlu diperhatikan selama pengangkutan kondisi ikan harus segar.
Pengangkutan gurami harus hati-hati. Tak jarang kasus ikan mati di tempat tujuan akibat salah angkut, seperti kepadatan tinggi dan dilakukan secara mendadak tanpa ada proses penyesuaian. Yang perlu diperhatikan selama pengangkutan kondisi ikan harus segar.
Pengangkutan benih sampai ukuran 5 cm
masih memerlukan oksigen. Sebab, alat pernafasan tambahan (labirin)
belum terbentuk sempurna.
Kepadatan benih disesuaikan ukuran dan
lokasi pengiriman. Untuk pengiriman jarak dekat (25 km) atau selama 1
jam, jumlah benih bisa diperbanyak. Lain hal bila lokasi tujuan
relatifjauh (100 km) sebaiknya benih tidak terlalu padat. Masalah akan
timbul jika gurami ukuran konsumsi yang diangkut terlalu padat. Duri
sirip atau tutup insang akan saling melukai sehingga ikan menjadi stres,
lalu mati.
Untuk mengurangi stres gerakan ikan
diupayakan seminimal mungkin. Caranya dengan menurunkan suhu air atau
obat bius, seperti phenoxyethanol, dosis 0,15 mg/l air. Gurami dengan
bobot 500-600 gr dapat diangkut dengan kepadatan 15 ekor/ 10 liter air
selama 6 jam.
Cara tradisional dengan wadah terbuka
seperti jirigen, atau drum khusus yang diletakkan mendatar. Tinggi air
mencapai 10-15 cm sehingga ikan bisa menghirup udara. Pengangkutan dapat
dilakukan dengan kepadatan tinggi 1 ekor/liter air. (Sumber: Milis Agromania).
BalasHapusIjin share info berguna min : Sedia tepung Roti dari fresh kulit roti tawar. Side product/ bad stock fresh. Tidak repot sortir gula/selai. Non jamur. Lokasi pondok cabe, untuk kebutuhan sekitar tangsel, parung, gn sindur dan depok.
Juga menyediakan basis dasar bahan baku pembuatan pakan ternak lainya seperti tepung kulit udang dan tepung ikan murni. juga menyediakan sosis bs pakan lele atau media tumbuh kembang belatung untuk pakan sebagai protein booster ikan.
Kunjungi kami di sinarharapanpakanternak.blogspot.co.id/?m=1
Cod lokasi/ loco gudang. PM. Hub : 081282940104/ 08987300699/ WA